Thursday, August 5, 2010

Konflik internasional, Ahmadinejad tantang Obama Debat

Berita menggemparkan datang dari Iran, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan dia bersedia mengadakan pembicaraan langsung dengan Presiden AS Barack Obama.
Dalam sebuah pidato televisi untuk para pekerja asing Iran, Ahmadinejad mengatakan dia siap untuk berdebat dengan pemimpin AS tersebut di hadapan media.


Dia mengatakan berencana akan berada di AS saat Sidang Umum PBB digelar bulan depan.

Tantangan debat itu datang setelah sebuah sanksi komunitas internasional terbaru diberikan menyusul program nuklir Iran.

Gedung Putih sejauh ini belum merespon tantangan ini tapi sebelumnya juga pernah menolak tawaran serupa.

"Saya siap duduk bersama Obama secara langsung dan menaruh isu global sebagai agenda utama. Kami akan berdebat sesama lelaki, bebas dan di hadapan media dan mencari solusi mana yang lebih baik. Saya rasa ini adalah pendekatan yang lebih baik,' kata Ahmadinejad.

Hilang kesempatan

Pemimpin Iran yang terus mengatakan kebijakan AS selalu terkait dengan Israel ini mengatakan kalau mantan Presiden AS George W Bush tidak pernah menanggapi tawaran Iran karena dia ketakutan.

Washington juga menolak tawaran serupa pada September tahun lalu.

"Kami siap untuk menyelenggarakan pembicaran tingkat tinggi yang berdasarkan saling menghormati dan penuh martabat, tapi jika anda berfikir kalau anda bisa mengayunkan tongkat sehingga kami bisa menerima apapun yang anda katakan, maka itu tidak akan pernah terjadi,'' tambah Ahmadinejad.

Dia mengatakan kalau Obama ''terlalu menghargai Zionis'' dan telah kehilangan kesempatan untuk mengambil keuntungan dari ''kesempatan bersejarah'' untuk mengubah hubungan di antara kedua negara.

Sesaat setelah terpilih menjadi presiden, Obama telah melanjutkan upaya untuk menawarkan diplomasi ke Iran, tetapi hubungan keduanya justru semakin memburuk.

AS dan sekutunya menuduh Teheran tengan berupaya membangun senjata nuklir. Namun, Iran membantahnya dengan alasan program nuklir yang mereka bangun ditujukan untuk kepentingan perdamaian.

No comments: